Sekilas Sistem Penilaian SNMPTN
oleh: JAGOAN TPA
Sistem Penilaian SNMPTN sebelum tahun 2009 (sebelumnya bernama SPMB) menggunakan SISTEM NILAI MENTAH yaitu mengakumulasikan jumlah nilai dari mata ujian yang diujikan secara total dengan memerhatikan aturan penilaian: benar +4, kosong 0 dan salah -1. Pada saat menggunakan sistem NILAI MENTAH tersebut, banyak peserta yang lolos atau diterima oleh satu program studi/jurusan di PTN dengan hanya mengandalkan satu mata ujian yang dianggap paling dikuasainya. Sedangkan mata ujian lain yang lemah tidak dijawab satupun dalam lembar jawaban (kosong). Ketika peserta tidak mengisi salah satu mata ujian dan mengisi mata ujian lain yang dia kuasai, nilainya tertutup oleh nilai mata ujian yang dikuasainya. Implikasinya banyak peserta dari Jurusan IPA lolos (diterima) di jurusan-jurusan favorit IPS seperti Akuntansi UI atau Fikom Unpad, karena mereka mengandalkan kemampuan di matematika, sementara pelajaran Ekonominya jelek bahkan mungkin tidak diisi/dikosongkan untuk menghindari nilai minus. Walau sebenarnya ada juga filter yang disebut sebagai nilai mati bagi peserta yang sangat mengandalkan mata ujian lain, namun lemah di mata ujian lainnya.
Sedangkan sistem penilaian SNMPTN mulai tahun 2009 memberlakukan SISTEM PERSENTIL yaitu penilaian per mata ujian yang diujikan secara terpisah. Dengan sistem persentil peserta SNMPTN harus mengerjakan semua mata ujian yang diujikan karena semua hasil tes akan diperiksa dan dinilai secara terpisah. Penggunaan sistem penilaian tersebut mempunyai dampak yang berbeda dalam menentukan siapa yang akan lolos SNMPTN. Sistem penilaian presentil ini mengharuskan peserta mengerjakan semua mata ujian yang diujikan. Tindakan pengosongan jawaban satu mata ujian saja (apalagi bernilai negatif) maka akan dinyatakan sebagai NILAI MATI dan dapat dipastikan peserta tidak akan lolos seleksi.
Penjamin Kualitas Panitia Lokal Bandung SNMPTN 2009, Ir Adang Surahman MSc PhD, mengatakan (mulai) SNMPTN 2009 dilakukan penilaian per mata ujian secara terpisah. Dari penilaian secara terpisah tersebut nantinya akan diberikan rangking dan peserta yang rangking rata-ratanya besar di semua mata pelajaran yang diujikan berpeluang besar lolos. Sedangkan dalam penilaian sebelumnya, peserta yang hanya mahir dalam salah satu mata pelajaran masih memiliki kemungkinan lolos tes masuk. Untuk bisa lolos tes masuk, kali ini masing-masing peserta harus bisa mengerjakan semua mata pelajaran yang diujikan karena semua hasil tes akan diperiksa dan dinilai secara terpisah.
Tujuan dari pemberlakuan sistem persentil ini ditenggarai untuk menjaring para peserta SNMPTN yang memiliki kemampuan lebih komprehensif artinya tidak hanya mengandalkan satu atau dua mata ujian yang diujikan. Sebelumnya, banyak kasus peserta yang lolos dan diterima oleh satu jurusan di PTN justru tidak memiliki kemampuan yang mahir sesuai dengan jurusan yang dipilih. Dengan sistem persentil ini setiap mata ujian akan mendapat porsi yang sama dalam penilaian. Skor yang diperoleh peserta tidak langsung dijumlahkan, tetapi diperingkat dahulu dengan penghitungan “persentil= 100 x (1-peringkat peserta/peserta)”. Dari penilaian secara terpisah tersebut nantinya akan diberikan rangking dan peserta yang rangking rata-ratanya bagus di semua mata ujian yang diujikan berpeluang besar untuk lolos. Artinya, lolosnya peserta tergantung dari jumlah skor setiap mata ujian, peringkat skornya secara nasional, dan jumlah peserta. Peserta yang mendapatkan nilai tinggi di salah satu mata ujian, belum tentu lolos jika lemah di pelajaran lain. Mereka yang lolos adalah yang nilainya bagus di setiap mata uji. Ini juga akan mengurangi angka DO di PTN SNMPTN. Intinya, jangan sekali-kali mengosongkan jawaban untuk satu mata ujian pun, jawablah minimal satu pertanyaan tapi benar.
Berbeda dengan sistem penilaian sebelumnya, sistem persentil menyebabkan para peserta tidak bisa menghitung peluang lolos mereka berdasarkan perhitungan skor. Karena dari rumus tadi kan peserta tidak tahu posisi kompetitor mereka sehingga tidak bisa mengetahui peringkat nilainya.
Bagaimana perhitungannya?
Lebih lengkapnya, di sini: Sistem Penilaian SNMPTN